Kamis, 18 November 2010

Ritual "mitoni"

Deskripsi Ritual "mitoni" anak kecil yang baru dilahirkan

Ritual:cuci kaki sebelum melihat anak kecil
Pelaku: keluarga pak khusen
Waktu: setiap kali melihat anak kecil
Subyek: mbak kasiem,ibu khusen,dan bapak sulem
Tempat:desa wonocolo


Disini saya akan menceritakan kebudayaan yang pernah saya lihat dikeluarga ini mulai hamil sampai di lahirkan,pada usia kandungan menginjak 3 bulanan keluarga ini di haruskan memakan kacang-kacangan agar calon bayi yang akan dilahirkan bisa pintar dan cerdas tapi tidak untuk kacang panjang  karena apabila kacang panjang yang akan di makan calon bayi yang akn di lahirkan menjadi bodoh dan tidak mempunyai pengetahuan,selain itu juga sang ibu di haruskan makan jambu biji karena apabila memakan jambu biji maka calon anak yang di lahirkan menjadi kuat ingatannya dan mudah untuk mengahafal sesuatu yang ingin di hafalkannya, juga tidak boleh memakan makanan yang sudah menjadi bekas makanan binatang karena juga bisa berefek kepada calon bayi yang akan di lahirkannya, seperti kelakukan  yang tidak pantas di lakukannya yang semestinya tidak dilakukan seperti tingkah laku binatang.

Ketika usia kandungan menginjak 4 bulan keluarga ini di haruskan mengadakan suatu acara yang di sebut acara penyambutan roh,
Diantaranya acara yang di lakukan adalah mengundang beberapa orang dari tetangganya untuk mengadakan tahlil bersama,yang juga bertujuan untuk calon bayi yang akan dilahirkannya agar menmjadi anak yang soleh dan solehah dan selain itu agar menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, guru dan masyarakat  juga bangsa dan negara,karena keluarga ini berasal dari keluarga yang tidak mampu jadi acara ini di buat sederhana yang mengundang  beberapa orang saja.

Diantara sesajen yang di hidangkan adalah yang biasa di sebut "tajin 7 rasa"yang mesti di cicipin oleh sang ibu yang sedang mengandung karena tujuan yang membuat tajin itu sendiri adalah agar anak yang di lahirkan itu dapat membedakan yang mana yang baik dan yang benar menurutnya dan dapat terbebas dari tipu daya manusia yang yang berbuat seenak-enaknya.selain itu keluarga ini membuat kue untuk para tetangga yang bertujuan untuk agar kebahagian selalu berada di sampingnya juga selain itu juga para tetangga juga dapat merasakan kebahagian di keluarga ini.

 Saya melihat ritual tersebut ketika saya baru datang dari kampus, kebetulan pada saat itu ibu kasiyem baru saja datang dari rumah sakit yaang baru saja melahirkan dan kebetulan juga saya mau langsung melihat dan ingin menyentuh  bayi  yang baru saja dilahirkannya itu,tiba-tiba ibu kasiyem itu berkata:

"ojo delok disek mb'!,cucien sikil disek mari ngono,delok mane"
"Jangan meliahat dulu mab'!,cuci kaki dulu habis itu lihat lagi"
Setelah saya cuci kaki sayapun bertanya kenapa bu mesti cuci kaki sayakan Cuma lihat , apalagi Cuma sebentar saja, dan ibu itu berkata:

"sampean itu baru teko,takut gowo setan nangdi-nangdi"
"Kamu itu baru datang takut membawa setan dari mana-mana"

kebudayaan yang di gunakan disini sejak dulu karena mereka menganggap suatu kebudayaan yang sangat kental dengan tradisi nenek moyangnya.
Bahkan bukan Cuma itu saja, bahkan ari-ari (tembuni) yang mereka tanam di bumi sampai anaknya berumur 4 bulan baru di lepas dan bahkan ari-ari yang di kubur itu mesti di kasih lampu, yang menurut mereka agar ari-arinya tidak gelap selain sebagai teman bayi yang sejak dalam kandungan sampai 40 harinya sang bayi  tersebut jika sudah besar nanti kehidupannya tidak gelap. waktu itu saya sempat bertanya kenapa ari-ari tersebut di kasih lampu?, dan ibu itu menjawab:

"ya,engkok wes gede enggak peteng atine ambek ari-ari iku koncone bayi nang jero weteng "
"Nanti kalau sudah besar tidak gelap hatinya dan juga ari-ari tersebut termasuk teman bayi ini sejak dalam kandungan"

Kebudayaan seperti ini sudah diangggap suatu kepercayaan yang sudah turun temurun, suatu kebudayaan yang tidak dapat di hilangkan yang apabila di hilangkan maka tradisi tersebut musnah pula, memang tradisi ini tidak berlandaskan al-qur'an dan hadist tapi apabila sesuatu yang sudah mendarah daging tidak di kerjakan maka yang akan terkena adalah orang-orang yang melakukan tradisi tersesbut. Mengapa harus begitu karena sesuatu yang sudah dipercayakan maka akan menjadi erat hubungannya.

Katanya juga ketika bayi sudah di lahirkan dan tidak lama dari kelahiran tersebut sang bayi langsung diazani karena bertujuan untuk agar sang bayi langsung mendengar kalimatullah, saya tidak sempat melihat ritual tersebut cuman ketika saya bertanya ibu kasiyem juga mengatakan seperti itu.

Acara 36 harinya adalah acara pelepasan awal keluar dari rahim sang ibu yang di sebut pelepasan kesialan, diantaranya memotong kuku bayi,rambut yang dari sejak lahir,dan juga membuat nasi urap-urap yang di berikan kepada para sudah tua kehidupannya tidak penuh dengan kesialan dan kegagalan.
Acara 4 bulanannya keluarga besar ini melakukan suatu ritual yang mungkin  saya tidak pernah melihatnya di kampung halaman saya. orang-oranng disini mengistilahkan "nasi tumpeng "

nasi tumpeng :
Nasi tumpeng adalah nasi yang biasa di gunakan dalam acara 4 bulanan ,nasi yang di buat bertujuan apabila sudah dewasa nanti dapat mendapatkan rejeki  yang di ridho'inya.

Nasi bubur :
Kebudayaan seperti ini sudah diangggap suatu kepercayaan yang sudah turun temurun, suatu kebudayaan yang tidak dapat di hilangkan yang apabila di hilangkan maka tradisi tersebut musnah pula, memang tradisi ini tidak berlandaskan al-qur'an dan hadist tapi apabila sesuatu yang sudah mendarah daging tidak di kerjakan maka yang akan terkena adalah orang-orang yang melakukan tradisi tersesbut. Mengapa harus begitu karena sesuatu yang sudah dipercayakan maka akan menjadi erat hubungannya.

Acara 7 bulanan juga dilakukan oleh keluarga ini yang di sebut "modon lemah" yang apabila di bahas indonesiakan artinya adalah "turun tanah" sebelum ritual itu di laksanakan sang bayi di mandikan dulu,sdsudah di, mandikan sang bayi dipakaikan baju dulu sementara sang keluarga menyiapkan benda-benda yang di gunakan untuk ritual modon lemah, benda-benda itu termasuk uang seribu,pensil, tasbih,suri(sisir),koco. Setelah peralatan sudah di persiapkan langsung di taruh di lengser,sementara bayi dipakaikan baju sesajen tadi taruh di tanah dan ketika bayi itu datang maka sang bayi di haruskan berada tepat di depan sesajan tersebut,dan para tetangga di panggil untuk berkumpul dan berdoa sebelum ritual tersebut dimulai.habis itu maka sang bayi di suruh ngambil sesajen yang ada di depan tersebut,jika sang bayi mengambil salah satu sesajen yang ada di depannya maka akan menandakan sesuatu yang terkandung di dalamnya,seperti jika mengambil uang maka kehidupannya akan di penuhi oleh rijeki, dan seterusnya.

Ritual ini berbeda dengan ritual yang di lakukan oleh suku madura  yang biasanya ketika usia bayi dalam kandungan 4 bulan,justru sebaliknya sang ibu di haruskan memakan makanan yang berbau kacang-kacangan dan jambu biji yang bertujuan untuk mudah mengingat suatu hafalan yang akan di hafalkannya dan di percayai calon bayi yang akan di lahirkan cerdas dan pintar.

Ketika usia kandungan juga menginjak 7 bulan  juga melakukan ritual yang berbeda dengan sebelumnya,yaitu ritual siraman tujuh bulanan yang hanya berlaku pada kehamilan yang pertama kalinya dan tidak untuk tidak seterusnya,sesajen yang di gunakan adalah seekor ayam hidup yang  di pegang sang ibu yang sedang hamil,dan mengundang para ibu-ibu dan temen-teman yang ingin menyiram sang ibu yang sedang hamil tersebut, orang-orang yang menyiram tersebut di haruskan memberikan uang yang bertujuan untuk kelancaran rejeki dan memukul kepala sang ibu yang bertujuan untuk agar bentuk kepala sang bayi bagus, uang dan ayam tersebut yang di pegang oleh sang ibu tidak di perbolehkan di ambil sang ibu.

Sedangkan ritual yang harus di lakukan sang suami pada waktu selesai siraman sang di haruskan memotong dan membelah dua kelapa tersebut jika kelapa itu terpotong pas di tengah-tengah,dipercayai akan melahirkan calon bayi laki-laki, sedangkan apaabila potongan tersebut tidak pas di tengah-tengahnya itu di percayai sang bayi yang akan di lahirkannyan perempuan.sedangkan sang ibu harus memecahkan telur ayam tadi dengan kakinya yang menandakan bahwa sang bayi akan keluar pada waktunya.

Sedangkan bagi sang suami yang membelah kelapa itu tidak harus satu kali,karena jika sang suami menikah lagi dengan wanita yang belum pernah hamil ataupun menikah maka sang suami di haruskaqn melakukan ritual tersebut. berbeda dengan sang istri yang selama hidupnya cukup sekali.

Juga ada persamaan dan perbedaan yang sangat tipis yaitu ketika bayi yang sudah di lahirkan langsung  di adzani agar langsung mendengar kalimatullah,sebelum di laksanakannya pengadzanan itu sang ayah di haruskan merapikan diri agar anaknya nanti kalau sudah besar pintar bersih-bersih.

Setelah itu sang ayah  menguburkan ari-ari langsung di kuburkan, sebelumnya sang ayah juga di haruskan memakai pakaian rapi dan bersolek agar anaknya nanti kalau sudah besar pandai merapikan diri. tak pula wadah yang di gunakan untuk ari-ari tersebut  wadah yang besar agar anaknya nanti kalau sudah besar makannya lahap selain itu juga sehat.

Setelah sampai pada sore hari di haruskan sang ayah membakar kemeyan, agar setan-setan tidak menggangu anak kecil tersebut, ketika bayi tersebut di ganggu maka bayi tersebut akan menangis terus menerus, sebelum itu disebelah bayi tersebut di kasih sesajen diantaranya, paku, cabe rawit yang kering, bawang putih dan bawang merah, dan bulu burung elang dan tak lupa pula sabit yang di tulis lafadz allah. Bawang tadi di tusuk dengan paku yang bertujuan untuk penangkal dari hantu kuntilanak, sedangkan bulu yang di gunakan sebagai tusuk konde oleh sang ibu bertujuan untuk pengangkal ibu sendiri agar air susu ibu tersebut tidak di hisap oleh hantu kuntilanak.dan sabit tersebut bagian dari penangkal tersebut.

Setelah sampai pada hari yang 3 ari-ari yang di kubur tadi di haruskan di beri obor, karena apabila tidak di kasih obor  maka bayi tersebut tidak merasa hangat karena tujuan dari memberi obor tersebut adalah agar bayi tersebut merasa hangat,bahkan setiap hari sesudah hari ke-3, juga tidak lupa membakar kemenyan setiap kali menjelang malam di setiap sudut rumah harus di beri bakaran kemenyan di ke-7 sudut tersebut, yang bertujuan untuk tidak ada sela-sela hantu kuntilanak dapat mengambil bayi tersebut karena dialkisahkan pengambilan bayi tersebut lantaran sewaktu masih hidup dulu hantu kuntilanak itu kehilangan sang bayinya karena di ambil oleh sang suaminya.

Setelah di pojok - pojok tersebut sudah diberi kemenyan  sekarang giliran yang di dapur membakar kulit bawang merah,cabe kering dan tidak lupa pula garam karena juga bertujuan untuk mengusir para hantu kuntilanak menggangngu peristirahatan sang bayi.Hal ini harus dilakukan dari semenjak lahir hingga sampai usia bayi menginjak  40hari.

Dan ketika sampai pada hari yang menjadi hari lahirnya sang bayi yang biasa di sebut hari kelahiran maka kebudayaan yang mereka pakai adalah memotong kuku bayi dan rambut sang bayi yang bertujuan untuk menghilangtkian kesialan karena mereka menganggap rambut dan kuku yang ada yang melekat di badannya tersebut masih asli dari kandungan.

Jika sang bayi mau di bawa keluar yang sekira masih berumur 40 hari maka sang bayi diharuskan memakai  arang yang ada di obor dan di letakkan di dahi,di telapak kaki dan tak lupa pula di pergelangan tangan karena takut apabila dalam perjalanan nanti diikuti hantu yang bisa menggangu bayi tersebut.

Sebelum itu juga sang ibu tidak di perbolehkan keluar malam karena  takut  hujan panas juga bisa berefek pada bayi,dan air susu ibu itu tidak bisa di9 minum oleh sang bayi karena terkena angin malam yang juga bisa mengganggu kesehatan sang bayi dan selain itu juga dapat mematikan sang bayi.

Dan juga berbeda dengan adat melayu yang apabila keluar melalui sungai harus membuang uang yang bertujuan untuk Kebudayaan seperti ini sudah diangggap suatu kepercayaan yang sudah turun temurun, suatu kebudayaan yang tidak dapat di hilangkan yang apabila di hilangkan maka tradisi tersebut musnah pula, memang tradisi ini tidak berlandaskan al-qur'an dan hadist tapi apabila sesuatu yang sudah mendarah daging tidak di kerjakan maka yang akan terkena adalah orang-orang yang melakukan tradisi tersesbut. Mengapa harus begitu karena sesuatu yang sudah dipercayakan maka akan menjadi erat hubungannya.

Setelah itu sang ayah  menguburkan ari-ari langsung di kuburkan,sebelumnya sang ayah juga di haruskan memakai pakaian rapi dan besolek agar anaknya nanti kalau sudah besar pandai merapikan diri. tak pula wadah yang di gunakan untuk ari-ari tersebut  wadah yang besar agar anaknya nanti kalau sudah besar makannya lahap.

Ritual ini berbeda dengan ritual yang di lakukan oleh suku madura  yang biasanya ketika usia bayi dalam kandungan 4 bulan,justru sebaliknya sang ibu di haruskan memakan makanan yang berbau kacang-kacangan dan jambu biji yang bertujuan untuk mudah mengingat suatu hafalan ynag akan di hafalkannya.

Tidak ada komentar: